MResky S 31/05/2020. Kandungan Surah Al-Mutaffifin Ayat 7-17 ini, menjelaskan bahwa orang-orang kafir yang tidak mau mengakui Al-Qur'an sebagai wahyu Allah terhalang dari rahmat-Nya di dunia dan akhirat. Mereka terhalang dari nikmat terbesar bagi seorang hamba, yaitu memandang dan melihat Allah di akhirat. Q3:61, yaitu: Siapa yang membantahmu tentang kisah 'Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Mari kita memanggil anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian mari kita bermubahala kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang Mengapadalam al-quran di jelaskan kisah orang-orang terdahulu yang durhaka seperti Qarun, fir'aun, Namrud? jelaskan!. allah telah memberikan contoh orang2 yang tidak patut untuk di contoh agar mereka tau mana yang seharusnya di lakukan dan mana yang seharusnya tidak di lakukan . 12 votes Thanks 35. GaztonBatam Allah mereka oarang KataSalah al-Khalidi dalam karangannya yang lain: "Cerita dan sebutan al-Quran mengenai umat terdahulu, kisah-kisah dan berita mengenai mereka bukan dengan cara pendetilan huraian. Al-Quran tidak mendetilkan tentang masa, atau tempat, atau watak, atau memperincikan cerita. Utsmanberkata, "Engkau benar wahai Abu Aqil -Kunyah Labid-.". Labid berkata, "Dan setiap kenikmatan itu pasti akan sirna keberadaannya.". Utsman berkata, "Engkau dusta, kenikmatan surga tidak akan berakhir.". Labid berkata, "Wahai kaum Quraisy demi Allah, teman kalian ini tidak pernah diganggu, sejak kapan hal ini terjadi pada kalian?". zy1MW6Q. Jakarta - Islam tidak hanya membagikan kisah terdahulu yang mengisahkan tentang kedurhakaan seorang anak pada orang tuanya. Sebaliknya, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA, ada salah satu kisah yang menggambarkan bentuk durhaka seorang orang tua pada ini diceritakan Ali bin Nayif Asy Syahuud dalam Mausu'atud difa'an Rasulullah yang bermula dari salah seorang ayah yang mengadukan kenakalan dan kedurhakaan anaknya pada Umar. Ia bercerita, anaknya selalu berbicara kasar, membentak, maupun perbuatan durhaka adil dan mendengar cerita dari kedua belah pihak, Umar pun memanggil anak tersebut untuk turut menghadapnya. Ia pun berkata pada sang anak,"Anak muda, apakah kamu tidak tahu kalau Allah memerintahkan anak berbakti kepada orang tuanya?" kata Umar yang diterjemahkan Majalah Ar Risalah Edisi anak justru berkata pada Umar, "Wahai Amirul Mukminin, jangan buru-buru menilaiku buruk. Aku akan jelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Bukankah orang tua juga memiliki kewajiban terhadap anaknya?"Beliau menjawab, "Ya, tentu saja."Anak itu pun bertanya lagi, "Lantas, apa itu kewajiban orang tua pada anaknya?"Umar pun menjawab, "Memilihkan ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang bagus, dan mengajarkannya Al-Qur'an."Mendengar jawaban itu si anak pun berkata. "Wahai Amirul Mukminin, sungguh tak ada satupun dari tiga itu yang dilakukan oleh ayah. Ibuku adalah wanita haram keturunan Majusi. Ia menamaiku dengan Ji'lan yang bermakna kumbang.""Dan ia tidak pernah mengajariku satu huruf pun dari Al-Qur'an," lanjut anak Umar lantas marah pada ayah dari sang anak. Umar menganggap kisah antara ayah dan anak ini sebagai bentuk durhaka yang lebih dahulu dilakukan oleh sang ayah dibandingkan oleh berkata, "Kamu mengadu perihal anakmu yang durhaka, ternyata kamu sendiri telah durhaka kepada anakmu sebelum anakmu durhaka kepadamu. Dan kamu telah memperlakukan buruk kepada anakmu sebelum anakmu memperlakukanmu dengan buruk."Mengutip Mutia Mutmainnah dalam buku Keajaiban Doa & Ridho Ibu, kisah umat muslim di masa Umar bin Khattab ini mengingatkan muslim tentang figur penting kedua orang tua dalam membangun karakter anak yang diasuh dan dibesarkannya. Rasulullah SAW pernah bersabda dalam haditsnya,ูƒูู„ูู‘ ู…ูŽูˆู’ู„ููˆู’ุฏู ูŠููˆู’ู„ูŽุฏู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ููุทู’ุฑูŽุฉูุŒ ููŽุฃูŽุจูŽูˆูŽุงู‡ู ูŠูู‡ูŽูˆูู‘ุฏูŽุงู†ูู‡ู ุฃูŽูˆู’ ูŠูู…ูŽุฌูู‘ุณูŽุงู†ูู‡ู ุฃูŽูˆู’ ูŠูู†ูŽุตูู‘ุฑูŽุงู†ูู‡ูArtinya "Semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah dan kedua orang tuanyalah yang kemudian menjadikannya Nasrani, Yahudi, atau Majusi." HR Bukhari.Melalui kisah ini, Islam juga menegaskan kesuksesan dan kebahagiaan dunia akhirat akan sejalan dengan seberapa besar usaha dan perjuangan orang tua dalam mendidik, mengarahkan, dan membesarkan anak-anaknya sejak lahir hingga dewasa. Simak Video "Syakir Daulay Akhirnya Pulang dan Minta Maaf ke Orang Tua" [GambasVideo 20detik] rah/lus Ilustrasi Orangtua Memarahi AnakTak sedikit orang tua yang menuntut putra-putrinya berbakti kepada orang tua. Tetapi dia sendiri tak paham bahwa ada pula sebutan ayah yang durhaka kepada anaknya. Jika anak durhaka nasib hidupnya sia-sia, begitupun orang tua yang durhaka kepada pada masa Umar bin Khattab ada seorang ayah yang menyeret putranya untuk dihadapkan kepada Amirul Mukminin. Di depan Umar, orang tua itu mengadukan kelakuan putranya yang tak mau menghormati dan durhaka padanya. โ€œMohon nasehati dia, wahai Amirul mukminin!โ€ kata orang tua lalu menasehati anak lelaki itu. โ€œApa kamu tak takut kepada Tuhan-mu sebab ridha-Nya tergantung ridha orang tuamu.โ€ Tak disangka-sangka anak itu berbalik tanya โ€œWahai Khalifah! Apa di samping terdapat perintah anak berbakti kepada orang tua, terdapat juga ajaran orang tua bertanggung jawab kepada anaknya?โ€.Umar bin Khattab menjawab โ€œYa, benar ada! Seharusnya seorang ayah menyenangkan dan mencukupi nafkah istri sekaligus ibu dari putra-putrinya, memberikan nama yang baik kepada putra-putrinya, serta mengajari putra-putrinya Al-Quran dan ajaran agama lainnya.โ€Mendengar penjelasan Amirul Mukminin, anak laki-laki itu membalas โ€œJika demikian, bagaimana aku berbakti kepada ayahku? Demi Allah, ayahku tak sayang kepada ibuku yang diperlakukan tak ubahnya seorang hamba sahaya. Sekali-kalinya dia mengeluarkan uang untuk ibuku, sebanyak 400 dirham untuk menebus ibuku. Dia juga tak menamaiku dengan nama yang baik Aku dinamai ayahku dengan nama โ€œJualaโ€ Jadian. Dia juga tak mengajariku mengaji, satu ayat pun!โ€Seketika itu Umar bin Khattab berpaling, matanya memandang tajam ke arah orang tua anak itu, sambil berkata โ€œKalau begitu bukan anakmu yang durhaka, tetapi kamulah orang tua durhaka!โ€Jadi, ayah yang durhaka tanda-tandanya adalah 1 tidak menyayangi secara lahir-batin istri yang menjadi sumber belajar pertama kali anak kandungnya. 2 berkata kasar dan tidak memanggil putra-putrinya dengan sebutan yang baik. 3 tidak mendidik putra-putrinya dengan pendidikan yang baik dan bermanfaat untuk masa depan al-Qayyim al-Jauzi dalam kitab โ€œTuhfat al-Maududโ€ juga pernah berkata โ€œBarangsiapa menyia-nyiakan pendidikan yang berguna untuk masa depan anaknya dan putra-putrinya dibiarkan begitu saja, maka sungguh dia menjadi orang tua yang paling merugi. Kebanyakan anak menjadi rusak moralitasnya disebabkan faktor orang tua yang menyia-nyiakan pendidikan anaknya. Akibatnya anak itu tak berkembang akal pikirannya dan tak mendatangkan manfaat di masa depannya untuk kedua orangtuanya.โ€Oleh sebab itu, sebagai orang tua, terutama ayah, sepatutnya mencurahkan pikiran, tenaga, dan finansialnya untuk masa depan serta pendidikan buah hatinya. Berapa banyak yang dicurahkan orang tua untuk putra-putrinya semua adalah bernilai sedekah dan akan dilipatgandakan oleh Allah dari tulisan M. Ishom el-Saha Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten

kisah umat terdahulu yang dusta dan durhaka