Berkurangatau punahnya salah satu spesies tersebut dapat berakibat terjadinya alur tropik dalam jaring makanan yang tidak konsisten sehingga memicu terjadinya kelabilan ekosistem. Adanya rantai makanan yang terputus ( missing link ) dapat memicu munculnya spesies-spesies asing ( exotic species ) atau bioinvasi (Sunarto, 2006). PunahnyaSalah Satu Spesies Akan Memicu Spesies Lainnya Golongan Darah Ab Cocok Dengan Cara Memotong Keramik Kotak Kue Pukis Fungsi Telinga Selain Sebagai Indra Pendengar Jarak Pulau Bali Ke Lombok Harapan Saya Ilmu Untuk Mempelajari Membaca Al Quran Adalah Tanda Waqaf Kafi Contoh Susunan Organisasi Kompetisidua spesies organisme yang memiliki niche yang sama pada suatu habitat yang sama umumnya akan menghasilkan . a. pembagian niche ekologi tersebut secara merata b. interhibiridisasi diantar Tanamanpaku ini berbatang besar seperti pohon, dan merupakan salah satu jenis paku terbesar di dunia. Contoh keragaman fauna di pulau Sumatera. 1. Kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri) Kelinci ini hidup di hutan Sumatera yang lebat, dan memiliki pola bulu belang, yang membantunya menyamarkan diri di antara pepohonan lebat. 2. Kerusakanyang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya. Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia diantaranya: Cara lain juga dapat diperoleh dengan metode perbandingan misalnya dengan membandingkan antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Cara-cara untuk mendapatkan asas 46OXUmj. Kehidupan di bumi semakin mendekati status pemunahan besar-besaran, tidak seperti yang terjadi di era dinasaurus dulu, Dalam kurun waktu 500 tahun terakhir, sebanyak 844 spesies seperti kucing tasmania dan passenger pigeons—merpati penumpang telah punah tak bersisa, dan sebanyak 16000 spesies lainnya terancam punah. Sebanyak dua pertiga dari total jumlah penyu tujuh spesies penyu di seluruh dunia terancam punah seluruhnya pada 2025, sebanyak 50% dari total populasi kera di Afrika telah mati, dan setengah dari jumlah marsupilami di dunia sedang dalam status bahaya punah. Sebanyak 40% dari total flora dan fauna di Asia juga akan punah dalam waktu cepat. Para konservasionis berpendapat bahwa manusia memiliki kewajiban untuk melindungi spesies lain, menyadari bahwa keanekaragaman hayati sangat dihargai oleh umat manusia, dan mengetahui bahwa keanekaragaman tersebut merupakan sumber kekayaan vital karena manusia bergantung pada ekosistemnya untuk makan, bernapas, dan kegiatan bertahan hidup lainnya. Beberapa penyebab spesies di bumi mengalami kepunahan adalah sebagai berikut Hilangnya habitat Faktor utama penyebab punahnya satwa di bumi adalah kehilangan habitat atau tempat tinggal. Beragam ekosistem baik di darat maupun laut mengalami perusakan demi pembangunan gedung, jalan, dan pembangunan-pembangunan lainnya. Eksploitasi Alam Pengeksploitasian alam seperti perburuan, memancing dan berdagang, merupakan faktor lain yang menyebabkan kepunahan. Bison Amerika merupakan salah satu yang diburu sehingga populasinya yang pada awalnya berjumlah 30 juta sebelum bangsa Eropa datang dan berkembang, pada tahun 1890 terhitung hanya 750 ekor yang masih hidup. Polusi Polusi juga merupakan isu penting penyebab kepunahan masal. Jika tidak langsung membunuh binatang, polusi berakibat pada reproduksi, mengacaukan proses berkembang biak, dan menimbulkan prilaku tidak biasa. PROMOTED CONTENT Video Pilihan "Masyarakat internasional sudah menetapkan sasaran menghentikan punahnya keragaman hayati sampai tahun 2010. Sasaran ini tidak tercapai. Kami tahu bagaimana harus melakukannya. Tapi kepunahan yang terjadi masih dramatis. Hutan-hutan alami musnah, sungai alami dan bersih berkurang dan punahnya spesies-spesies dalam ruang hidupnya juga terus berlangsung." Demikian kesimpulan Dr. Elsa Nickel dari Kementerian Lingkungan Jerman mengenai situasi global. Kini tidak ada yang perlu ditutup-tutupi jika menyangkut perlindungan spesies dan alam. Setiap hari sumber daya alam dieksploitasi yang volumenya sama dengan 112 gedung Empire State. Sepertiga spesies flora dan fauna terancam. Setiap harinya 130 spesies punah. Pada konferensi perlindungan keragaman hayati internasional di Nagoya, Jepang, negara-negara penandatangan perjanjian ingin menepati janjinya dan menghentikan perkembangan yang oleh para ilmuwan disebut sebagai kepunahan spesies terbesar sejak punahnya dinosaurus 65 juta tahun lalu. Menurut Manfred Niekisch, direktur kebun binatang Frankfurt dan anggota dewan penasihat masalah lingkungan, semua mengerti bahwa, "Dampak biaya jika kita tidak memutuskan untuk benar-benar menjaga kelestarian biodiversitas akan sangat tinggi. Dan itu tidak hanya akan sangat mahal melainkan tidak akan ada yang dapat mengembalikannya dengan uang seberapapun. Itu dapat terjadi misalnya dengan hilangnya kesuburan tanah yang saat ini tersedia bagi kita di dunia. Kehilangan ini tidak dapat begitu saja diperbaiki dengan mengatakan kita bayar saja itu dengan sejumlah uang Euro." Konferensi itu bukan terlalu memfokuskan pada punahnya spesies-spesies tertentu. Seluruh ekosistem saat ini terancam dan punahnya masing-masing spesies merupakan pertanda akan hal itu. Oleh sebab itu solusinya bukan mendirikan kawasan perlindungan alam untuk memperpanjang kehidupan sejumlah spesies untuk beberapa tahun lebih lama. Cagar alam bukan merupakan satu solusi, kata Direktur kebun binatang Frankfurt Niekisch, "Sekarang kawasan cagar alam tentu saja bukan penyelesaian perlindungan keragaman hayati, itu mungkin penopangnya tapi tidak lebih dari itu. Kita memerlukan upaya yang lain sama sekali, kita memerlukan perubahan sepenuhnya sistem pertanian dunia, politik perikanan dan itu terutama merupakan masalah politis. Itu bukan masalah ilmu pengetahuan alam." Keinginan politik ingin dibuktikan negara-negara penandatangan perjanjian keragaman hayati di Nagoya. Di akhir konferensi 20 sasaran strategis untuk beberapa dekade mendatang akan ditetapkan. Apakah itu akan lebih berhasil dibanding keputusan sasaran menghentikan kepunahan spesies sampai tahun 2010 masih harus ditunggu. Namun dengan memandang pertemuan puncak iklim di Cancun, Meksiko, Desember mendatang, konferensi keragaman hayati PBB yang berlangsung sampai 29 Oktober di Nagoya itu berada di bawah tekanan besar. Helle Jeppesen/Dyan Kostermans Editor Asril Ridwan

punahnya salah satu spesies akan memicu spesies lainnya